18 Januari 2010

Ketika Uang Adalah Segalanya

Inilah saat yang paling memuakkan dalam hidup sebagai mahasiswa. Mungkin bisa dituntut gara-gara tulisan ini, seperti kasus Prita. Biarlah...
Hari ini adalah H-1 untuk pembayaran SPP di kampus. Awalnya aku sudah mempersiapkan uang untuk SPP ini, dan tidak akan menganggu gugatnya, tapi godaan demi godaan membuatku harus mengambil sehelai demi sehelai lembar merah ini, dan juga teman ada yang minjam (tidak perlu menulis nama peminjam ya, ntar digantung aku, hahaaa)
Dimulai dengan rencana meminjam dana dari Ikatan Orang Tua Mahasiswa (IKOM) yang berakhir tanpa kejelasan dan mendapatkan dana Rp.0,- sempat juga dinasehatin oleh PD1, hiks :( tak bisa berkata-kata deh, apalagi saat disinggung masalah beasiswa dan termasuk golongan "beruntung".
Lanjut usaha ke Surat Penangguhan, tapi, masih agak ragu dengan ini, soalnya, seperti rekomendasi dari Mper, email dari Mas Nano saya print, dan kata Mper itu surat penangguhan. Belum sempat juga diserahkan ke Bu Liris (berhubung hari Senin, Ibu Liris tidak ada di Fakultas) harus kandas juga. Selepas bimbingan FRS dengan Pak Wawan Setiawan (PD2 FPMIPA UPI), aku, Iip, Asep, Vina. Perbincangan berujung ke masalah SPP, dan Iip bilang kalau untuk semester sekarang tidak boleh penangguhan, dan kalau tidak bayar SPP akan dianggap tidak mengontrak di semester tersebut, hal ini diperkuat oleh Asep.
Langsung lemes aja dengar itu, dan ternyata pengumuman itu ditempel di depan fakultas. Tapi kok aku terlewat membacanya ya?
Semoga LA besok sudah ada, kalau tidak, nggak tau deh gmn nasibku ini...

1 komentar:

Jalan-jalan ke Tempat Wisata mengatakan...

itulah hidup pli...

kalau menurut aku ya ... apapun yang terjadi harus kita hadapi. Setidaknya kalau kejadiannya seperti itu, kita meyakini bahwa sesungguhnya kita dalam sebuah ujian hidup yang mengharuskan kita untuk lebih kreatif dan lebih tanggap dalam menghadapi segala masalah :)